DI KELURAHAN KUPANG KECAMATAN SELAT
Seiring berjalannya waktu dan perubahan sosial masyarakat serta jatuh bangunannya suatu masa kekuasaan atas yang dikuasai terjadi silih berganti, yang kuat menguasai yang lemah dan ditindas atau dijajah dan kejadian itu selalu berulang dengan komunitas masyarakat yang berbeda. Energi mereka habis terkuras hanya untuk mempertahankan diri dari serangan kelompok lain agar tetap bisa bertahan dan ada kelompok lain yang tidak hanya sekedar bertahan tetapi juga ingin mengusai suatu wilayah baik sumber-sumber alam maupun manusianya akhirnya timbullah perang konplik antar kelompok lain.
Dulu sebelum pra kemerdekaan konon katanya pernah ada suatu kehidupan pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh seorang putri yaitu Nyai Undang, tempatnya terletak diwilayah Kelurahan Kupang Kecamatan Selat di handel kota dan handel bataguh, cerita legenda tentang dulu pernah ada kerajaan tersebar dari mulut-mulut dari masyarakat biasa sampai Pejabat dari petani sampai pengusaha dari masyarakat awam sampai mahasiswa.
Tim Survey RAPI bersama dengan Bikers Kapuas melakukan penelusuran dan penjajakan mengumpulkan bahan-bahan dan diambil dari beberapa referensi baik buku-buku, cerita para tokoh adat, tokoh, agama, tokoh masyarkat dan masyarakat setempat. Dari beberapa informasi yang berhasil dihimpun tidak ada satupun yang memberikan jawaban secara akurat dan pasti bagaimana terjadi munculnya kerajaan bataguh sampai pada akhirnya kerajaan tersebut lenyap begitu saja tanpa ada yang tahu bagaimana sejarahnya sampai saat ini. Kemudian tim RAPI terjun langsung kelapangan melakukan observasi kelokasi titik dimana dulu Kota Btaguh itu pernah ada, setelah beberapa jam melakukan perjalanan dengan dipandu oleh bebrapa orang masyarakat bataguh, tim RAPI berdecak kagum karena ternyata ditempat tersebut kita menemukan ada beberapa tiang ulin yang diameternya 50 cm kemungkinan dulu bekas tiang rumah betang dan juga ada ulin yang tersusun rapi mungkin dulu itu pagar atau beteng, menurut cerita masyarakat disana dulu sangat banyak tiang-tiang ulin tersebut tetapi sekarang sudah banyak yang hilang dan diambil atau dicabut untuk keperluan membuat rumah penduduk setempat, ternyata sebagian besar rumah penduduk setempat tongkat rumah mereka ulinnya mengambil dari tempat peninggalan kerajaan bataguh.
Ada lagi penulusuran tim RAPI menemukan batu, tembikar cincin batu permata, alat kemudi kapal, emas yang sudah jadi, seperti gelang kalung bahkan lencana binang 7 (tujuh) terbuat dari emas serta patung dari kayu dan banyak lagi yang lainnya.
Penemuan tersebut membuat tim RAPI menghentikan penelusurannya, dan dengan bukti-bukti tersebut yakin bahwa memang dulu pernah ada satu peradaban masyarakat yang sudah maju karena sudah mengenal sistem pemerintahan dan ada satu tatanan sosial masyarakat dengan sistem pertanian yang sudah mengenal pola bercocok tanam, namun ini hanya jawaban sementara terhadap apa yang kami temukan diapangan dan juga Tim RAPI belum mendapatkan cerita atau informasi yang lebih lengkap dan akurat bagaimana Kota Bataguh tersebut bisa hilang begitu saja.
Melalui penelurusuran dan penjajakan survey yang dilakukan oleh Tim RAPI ini, berharap kepada Pemerintah, Legislatif, seluruh komponen masyarat, swasta, dunia usaha agar lebih memperhatikan situs bersejarah ini dapat digali untuk mengetahui lebih detail baik keberadaan kota bataguh maupun sisa-sisa peninggalan harta kekayaan yang diperkirakan masih banyak terpendam, untuk dapat diangkat kembali dan dijadikan benda-benda yang dimuseumkan agar kita para generasi anak cucu berikutnya dapat mengenal dan mengetahui peradaban nenek moyangnya pada waktu itu sekaligus bisa dijadikan tempat wisata dan dapat memberikan income dan pendapatan asli daerah jangan samapai keterlambatan penangannya akan terulang kembali satu kejadian pada tahun 1985 masyarakat melakukan pencarian harta karun dengan cara menambang secara besar-besaran yang pada akhirnya benda-benda bernilai tinggi itu berpindah ketangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan kepentingan pribadi semata. Menurut informasi ada puluhan kilogram emas yang sudah diperoleh kemudian dijual, ini sangat disayangkan karena yang ingin kita lestarikan adalah nilai sejarahnya tidak hanya nilai emas murninya saja.
Selain dari pada itu tempat tersebut sangat potensial dijadikan tempat wisata, jadi perlu polesan tangan dingin seorang seniman wisata untuk membangunan lokasi tersebut menjadi kawasan wisata alam dengan panorama kota bataguh tempo dulu, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi baik wisata lokal, maupun regional bahkan nasional.
0 komentar:
Posting Komentar