KOTA BATAGUH JEJAK KEPAHLAWANAN DAYAK
Kota Bataguh Kelurahan Pulau Kupang Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah merupakan suatu titik temu sejarah yang baru ini dapat kita jumpai melalui Touring RAPI wilayah 04 Kapuas bersama Polres Kapuas dan Perkumpulan/club motor Kapuas. Melalui kunjungan ini dapat ditemukan beberapa peninggalan sejarah yang dapat diangkat ke permukaan sehingga dapat diperhatikan oleh Pemerintah Daerah untuk dipelihara dan dikelola sebagai wilayah situs sejarah dan bahkan dapat dijadikan wilayah wisata yang bersifat mendidik untuk generasi muda.
Touring menuju Kota Bataguh memerlukan perjuangan yang tidak mudah karena pada saat itu Minggu, 27 Desember 2009, pukul 08.00 yang dilepaskan oleh Kapolres Kapuas, dalam suasana diguyur hujan, menjadikan sepanjang jalan menuju Kota Bataguh becek dan berlumpur, ini disebabkan juga karena jalan menuju lokasi masih menggunakan tanah dan pasir serta batu, dan tidak adanya jalan beraspal. Situasi ini menjadikan perjalanan terasa melelahkan, dan dari ratusan peserta, banyak peserta touring yang terjatuh dari motornya.
Foto Peserta Touring
Butuh waktu kurang lebih satu jam untuk mencapai lokasi dengan kendaraan roda dua. Tibanya di lokasi Kota Bataguh menjadi hal yang sangat menyenangkan, karena banyaknya antusias penduduk sekitar yang ikut meramaikan kegiatan. Disambut oleh Lurah Pulau Kupang, dan seorang tokoh masyarakat yang menceritakan asal muasal ditemukannya peninggalan nenek moyang Kota Bataguh berupa Kayu Ulin besar-besar yang dulunya merupakan pondasi betang besar (istana), dan kini sebagian kecil saja yang tersisa akibat banyaknya ulin yang dicabut oleh masyarakat untuk kebutuhannya. Dilokasi juga ditemukan batu-batuan yang banyak bertumpuk di tiap pesanggrahan dan bendera-bendera kuning khas dayak.
Di lokasi tidak banyak yang dapat dilihat akibat lokasi kota Bataguh yang sebagian besar diselimuti oleh pohon semak belukar dan hanya 2 pesanggrahan yang dapat kita kunjungi dari 7 pesanggrahan yang diceritakan Narasumber dari tokoh masyarakat. 5 pesanggrahan lainnya masih tertupi oleh semak belukar dan rumput yang lebih tinggi dari pesanggrahan dimaksud.
Dulunya berdasar cerita Narasumber (Juriansyah/ 77Th), Kota Bataguh merupakan kerajaan Dayak yang dipimpin oleh seorang wanita cantik bernama Nyai Undang beserta para panglimanya yang gagah perkasa serta berilmu, sekarang cerita kedikjayaan mereka masih misteri dan belum terungkap secara pasti, namun melalui sisa-sisa peninggalan bangunan serta ukiran patung dan batu serta alat-alat rumah tangga yang sebagian besar dari ulin merupakan bukti adanya kehidupan masyarakat yang sudah memiliki kebudayaan tinggi dalam mengolah kebutuhannya. Kisahnya pula tentang kepercayaan dayak tentang orang gaib dan hal lainnya, ditambah lagi sedikit kisah tentang kepahlawanan perlawanan mereka terhadap penjajah Belanda, menambah tingginya rasa hormat kepada pendahulu nenek moyang yang pernah tinggal di Kota Bataguh.
Foto Dadu, gelang dan batu2an dari Bataguh
Mewujudkan bentuk rasa penghargaan kepada para pahlawan adalah hal yang luar biasa untuk besarnya bangsa, dengan memelihara daerah yang mengandung nilai sejarah dan menelusuri kembali setiap jejak para pahlawannya, dengan begitu kita membuktikan adanya kebudayaan asli yang dimiliki sebelumnya. hal ini dapat menjadi sumber motivasi bagi seluruh masyarakat dalam kehidupan di Kepulauan Nusantara sebagai bangsa yang besar, sebagai bagian Nusantara, baik dalam lingkup Nasional dan juga dalam lingkup kedaerahan.
Touring menuju Kota Bataguh memerlukan perjuangan yang tidak mudah karena pada saat itu Minggu, 27 Desember 2009, pukul 08.00 yang dilepaskan oleh Kapolres Kapuas, dalam suasana diguyur hujan, menjadikan sepanjang jalan menuju Kota Bataguh becek dan berlumpur, ini disebabkan juga karena jalan menuju lokasi masih menggunakan tanah dan pasir serta batu, dan tidak adanya jalan beraspal. Situasi ini menjadikan perjalanan terasa melelahkan, dan dari ratusan peserta, banyak peserta touring yang terjatuh dari motornya.
Foto Peserta Touring
Butuh waktu kurang lebih satu jam untuk mencapai lokasi dengan kendaraan roda dua. Tibanya di lokasi Kota Bataguh menjadi hal yang sangat menyenangkan, karena banyaknya antusias penduduk sekitar yang ikut meramaikan kegiatan. Disambut oleh Lurah Pulau Kupang, dan seorang tokoh masyarakat yang menceritakan asal muasal ditemukannya peninggalan nenek moyang Kota Bataguh berupa Kayu Ulin besar-besar yang dulunya merupakan pondasi betang besar (istana), dan kini sebagian kecil saja yang tersisa akibat banyaknya ulin yang dicabut oleh masyarakat untuk kebutuhannya. Dilokasi juga ditemukan batu-batuan yang banyak bertumpuk di tiap pesanggrahan dan bendera-bendera kuning khas dayak.
Di lokasi tidak banyak yang dapat dilihat akibat lokasi kota Bataguh yang sebagian besar diselimuti oleh pohon semak belukar dan hanya 2 pesanggrahan yang dapat kita kunjungi dari 7 pesanggrahan yang diceritakan Narasumber dari tokoh masyarakat. 5 pesanggrahan lainnya masih tertupi oleh semak belukar dan rumput yang lebih tinggi dari pesanggrahan dimaksud.
Dulunya berdasar cerita Narasumber (Juriansyah/ 77Th), Kota Bataguh merupakan kerajaan Dayak yang dipimpin oleh seorang wanita cantik bernama Nyai Undang beserta para panglimanya yang gagah perkasa serta berilmu, sekarang cerita kedikjayaan mereka masih misteri dan belum terungkap secara pasti, namun melalui sisa-sisa peninggalan bangunan serta ukiran patung dan batu serta alat-alat rumah tangga yang sebagian besar dari ulin merupakan bukti adanya kehidupan masyarakat yang sudah memiliki kebudayaan tinggi dalam mengolah kebutuhannya. Kisahnya pula tentang kepercayaan dayak tentang orang gaib dan hal lainnya, ditambah lagi sedikit kisah tentang kepahlawanan perlawanan mereka terhadap penjajah Belanda, menambah tingginya rasa hormat kepada pendahulu nenek moyang yang pernah tinggal di Kota Bataguh.
Foto Dadu, gelang dan batu2an dari Bataguh
Kenangan Kota Bataguh dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan yang tersisa tapi apakah Penguasa Bataguh beserta Panglima dalam cerita sebagai Pahlawan Dayak itu dapat dibuktikan anak cucunya sebagai bentuk penghargaan, dengan mengangkat dan meneliti lebih dalam tentang Kota Bataguh beserta pahlawannya.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Untuk menjadi bangsa yang besar kita harus dapat menghargai jasa para pahlawan, dengan demikian kita dapat mewujudkan tujuan menjadi bangsa yang besar, bangsa yang memiliki rasa terima kasih dan dapat membalaskan budi kepada pahlawan dengan menghargai mereka dan tidak meninggalkan hasil perjuangan mereka dengan memperhatikan dan memperdulikan apa yang telah mereka perjuangkan.Mewujudkan bentuk rasa penghargaan kepada para pahlawan adalah hal yang luar biasa untuk besarnya bangsa, dengan memelihara daerah yang mengandung nilai sejarah dan menelusuri kembali setiap jejak para pahlawannya, dengan begitu kita membuktikan adanya kebudayaan asli yang dimiliki sebelumnya. hal ini dapat menjadi sumber motivasi bagi seluruh masyarakat dalam kehidupan di Kepulauan Nusantara sebagai bangsa yang besar, sebagai bagian Nusantara, baik dalam lingkup Nasional dan juga dalam lingkup kedaerahan.
0 komentar:
Posting Komentar